Rabu, 22 Januari 2014

TERNYATA, INI YANG NAMANYA IMPETIGO

          Beberapa hari lalu aku melihat ada titik merah kecil di pipi sebelah kiri bawah Yasmin. Kirain bekas gigitan semut. Tapi, makin lama si titik kecil kok semkin besar ya?. Beberapa hari kemudian malah muncul lesi seperti cacar air. Cacar air kah ini?. Tapi Yasmin ga demam tuh... Alamaaak, setelah lesinya pecah, lukanya malah semakin lebar dan memerah. Aku cuma olesin minyak tawon, tapi yang hilang cuma kemerahannya saja. Diolesin propolis, luka mengering tapi ga sembuh-sembuh. Belakangan malah mulai muncul di hidung. Bahkan setelah pecah, mulai muncul banyak titik baru di sekitar hidung. Cepat banget menyebarnya. Apalagi Yasmin susah banget dibilangin. Sudah diingatin jangan dipegang, tapi dasar anak super duper cerdas (heheheh....., kan ortu harus memeberi anak label positif), malah mangil-manggil mamanya sambil bilang, "Mama kupegangi lukaku", sambil neyegir-nyegir. Waduuh, ga kebayang gimana wajah Yasmin kalau ini dibiarin. Belum lagi kalau nularin orang lain.

          Kebetulan Raihan ke Dokter THT langganan untuk bersihin telinganya yang terinfeksi. Pak Dokter sekalian periksa luka di wajah Yasmin yang penuh bentol-bentol. Kata Pak Dokter, infeksi. Akhirnya diresepin salep. Awalnya sih mau dikasih obat oral, tapi aku minta salep aja, lebih minim resiko jika dibandingin obat minum. Keluar dari ruang praktek dokter, Pak Suami bilang, "pasti obatnya ga mau ditebus, kan?". Hihihihi, tau aja kalau aku ga mau beli sembarang obat. Sorry, Pak Dokter, bukannya meragukanmu, aku cuma mau belajar dulu soal infeksi di kulit Yasmin.

          Besoknya, setelah anak-anak tidur, saatnya emak-emak beraksi, browsing-browsing...... Sebenarnya masih bingung harus pake keyword apa untuk searching di google. Ahaa, dermnet, di web ini banyak sekali gambar-gambar mengenai kelainan kulit. Baru sekali ini sih buka dermnet, bingung juga nyarinya mulai dari mana, masalahnya belum tahu nih nama penyakitnya. Coba buka ini, ternyata pas banget, ada beberapa gambar yang mirip kondisi kulit Yasmin. Ooooooh, ternyata, ini yang namanya impetigo. Padahal beberepa minggu yang lalu jadi bahan diskusi di milis sehat. Waktu itu sempat penasaran juga sih sama si "impetigo" ini, tapi ga bisa ngebayangin seperti apa bentuknya. Karena Bahasa Inggrisku ga jago-jago amat, meskipun sudah baca versi Inggrisnya di  dermnet, masih kurang afdol kalo ga baca yang Indonesia. Jadilah aku melipir ke webnya milis sehat. Di sini lengkap banget infonya. Setelah yakin kalau yang bikin wajah Yasmin yang cantik itu jadi ga karuan adalah infeksi kulit bernama impetigo yang biang keladinya adalah bakteri, baru deh resep dari Pak Dokter THT aku lirik. Dengan susah payah membaca tulisan di resep (tau sendiri kan, tulisan dokter kayak gimana?), akhirnya aku berkesimpulan kalau tulisan di resep itu "Bactroban Ointment". Browsing lagi yuk, apa sih kandungan salep yang diresepin Pak Dokter. Ternyata isinya mupirocin 2%. Mupirocin ini memang salah satu pengobatan topikal yang disarankan di  web sehat. Ga berhenti di sini, aku masih mau tau lebih banyak tentang mupirocin ini, makanya aku coba cari di drugs.com. Setelah baca-baca dan mempertimbangkan cost and benefitnya, aku memutuskan untuk menebus resep Pak Dokter THT (thanks ya, Pak Dokter, aku bisa dapat resep obat tanpa harus ke DSA atau DSKK, itu berarti ngirit ongkos konsul......hihihi.....#emak-emak ngirit). 

          Setelah pengobatan berjalan selama 3 hari, wajah Yasmin mulus lagi. Bekas di antara alis dan hidung ga meninggalkan bekas, tetapi yang di pipi masih ada jejaknya. Kayaknya sih bakal mulus lagi. Alhamdulillah, akhirnya Yasmin jadi cantik lagi.


Rabu, 15 Januari 2014

SURAT KECIL DARI ROSA

          Siang ini ga kemana-mana karena hujan lebat tiba-tiba tumpah dari langit. Apa boleh buat, terpaksa siang ini tinggal di kantor aja. Eh iya, kemarin Raihan memberiku daftar harga buku pelajaran sekolahnya, tapiiiii taruh di mana ya? Halah, dasar emak-emak pikun. Hihihihi. Jadilah jam istirahat ini aku pakai untuk beres-beresin isi dompet dan saku-saku tas sambil nyari tuh daftar harga. Hadeeh, ternyata banyak banget struk belanjaan dan struk ATM di sana. Pantes aja dompet terasa tebel banget, padahal ga ada uangnya (tutup muka). Eits, kok ada yang aneh ya di saku belakang tasku, sebuah lipatan kertas yang ga aku kenal. Dari mana datangnya ni kertas, perasaan ga pernah masukin  kertas kayak gini deh di tas. Karena penasaran langsung aja aku ambil tu kertas. Pas dibuka, terlihat tulisan yang ga asing bagiku. Ini penampakannya.......

          Ternyata tanpa sepengetahuanku, Rosa menyelipkan surat ini ke saku belakang tasku. Tapi kapan ya???? Entahlah, yang kutahu surat kecil ini membuatku tak mampu menahan genangan air di mataku seperti hujan siang ini yang menggenangi jalan di luar sana. Terima kasih, nak...... I'm not a supermom as you said, but always try to be the best mom for you and your little brother and sister. Hmmmmm jadi kangen Rosa. Gimana kabarmu di sana, nak? Semoga tetap semangat menuntut ilmunya.

          Btw anyway busway, setelah bermelow-melow, lanjut nyari daftar harga bukunya Raihan. Daaaaan, akhirnya ketemu juga, ternyata nyelip di saku dalam tas.        



Minggu, 25 Agustus 2013

YEAY! AKHIRNYA KESAMPAIAN JUGA BIKIN NASGOR SLEEPING TEDDY

Beberapa waktu lalu seorang teman di BBG sharing gambar nasi goreng yang bentuknya seperti teddy bear yang lagi tidur, kelihatannya lucuuu banget. Makanya akau penasaran banget pengen bikin. Naaah, kebetulan  week end kali ini punya waktu buat nyobain bikin si teddy. Week end sebelumnya sempat bikin nasi goreng bumbu opor, memanfaatkan bumbu opor sisa lebaran kemarin. Daripada nganggur di kulkas kelamaan, mending dijadiin bumbu nasi goreng, tinggal tambah saus tiram, nyam.....nyam.....semua suka......

Makanya hari ini bikin lagi nasi goreng bumbu opor, tetapi dengan penyajian yang berbeda, aku menyebutnya nasgor sleeping teddy bumbu opor. Ternyata ga sulit membuatnya, hanya dibentuk bulat untuk kepala, 2 bulatan kecil buat telinga, dan satu bulatan panjang untuk tangan teddy yang menyembul dari balik selimut. Badannya ga perlu dibentuk, buat saja gundukan yang memanjang sehingga jikia ditutup telur dadar kelihatan seperti tubuh teddy. Untuk telinga dan hidung, aku buat dari keju cheddar, harusnya sih pake keju slice aja, tapi karena adanya yang batang, ya... pake yang ada aja, dan matanya dari nori. Lumayanlah hasilnya, ga jelek-jelek amat. Yang pasti Raihan dan Yasmin semangat banget pengen segera "membangunkan" si teddy yang masih terlelap.

Kamis, 22 Agustus 2013

SEMANGAT MPASI HOMEMADE.....!!!

Sejak Yasmin lahir, aku sudah bertekad memberikan yang terbaik untuknya, ASI eksklusive sampai 6 bulan, diteruskan dengan MPASI homemade dan ASI sampai 2 tahun, mungkin lebih.....

Awalnya aku sempat berfikir, bisa ga ya??? Soalnya aku kan working mom, yang punya pembantu tapi cuma nyuci dan beberes rumah, ga stay di rumah. Tapi, setelah banyak belajar ternyata banyak banget working mom yang berhasil memberikan MPASI buatan sendiri ke bayinya. Kalau mama yang lain bisa, masa sih aku ga bisa. Meskipun ternyata ada juga pro kontra seputar masalah MPASI homemade dan instant, saya lebih memilih MPASI homemade karena bagaimanapun juga makanan buatan mamaya sendiri pasti dibuat dengan cinta, terjamin bahan-bahan dan kebersihannya. Yang terpenting di sini adalah time management. Bismillah, semoga berhasil........

Daaaaaan, alhamdulillah, ternyata aku bisa juga seperti mama lainnya, memberikan MPASI buatan tangan sendiri. Capek, pastinya. Tapi sepadanlah dengan hasil yang dicapai. Jika dibandingkan dengan Raihan yang full makanan instant (feel so sorry for that, maafin mama ya Raihan, waktu itu mamamu masih bodoh, ga ngerti kalau makanan instant itu ga bagus), aku bisa melihat kalau keterampilan makan Yasmin berkembang dengan sangat baik. Usia 10 bulan sudah bisa makan nasi lembek, ayam cincang, suka segala sayuran, buah, dan berbagai sumber protein. Sedangkan Raihan di umur 3 tahunpun belum terampil mengunyah daging ayam apalagi daging sapi, mungkin karena tekstur MPASI instant yang terlalau halus.

Menunda pemberian gula dan garam sampai umur 1 tahun membuat Yasmin sangat mengenal rasa asli dari berbagai jenis makanan, sehingga ga pernah menolak sayur yang semua juga tahu ga ada rasanya, bahkan doyan banget sama wortel, kacang panjang, dan bayam. Menunda pemberian gula dan garam juga bikin Yasmin melepeh makanan yang terlalau asin, terlalu gurih, tapi untuk yang terlalu manis ga pernah nolak, heheheeh.....Mungkin karena terbiasa dengan rasa buah yang manis.

Dengan memberikan makanan buatan sendiri, aku bisa menyesuaikan makanan dengan kebutuhan Yasmin. Kalau lagi ngejar kenaikan berat badan, tinggal banyakin kalori dari daging, minyak zaitun, dan karbohidrat. Kalau lagi GTM, tinggal buat one dish meal yang bisa sekali comot sudah lengkap gizi. Bisa bikin makanan yang bentuknya lucu-lucu biar Yasmin tertarik untuk memakannya. Kalau lagi pilek, bisa dibuatin makanan berkuah hangat seperti sup biar hidung meler jadi lega, tapi Yasmin jarang pilek juga sih, kan anak ASI...... Semua itu ga bisa kita lakukan dengan makanan instan, yang ada cuma satu mangkuk makanan lembek dengan rasa campur-campur.

Yuk, buat makanan sendiri buat bayi kita, dijamin lebih sehat dan bersih, apalagi dibumbui cinta dari mama pasti tambah sedaaaaap. Kalau aku bisa, mama lainpun pasti bisa. Semangat MPASI homemade........

Senin, 19 Agustus 2013

SELAMAT BERJIHAD, ROSA!

Kemarin, kami sekeluarga mengantarkan Rosa ke Pesantren Darul Aman. Terlihat kesedihan di wajahnya, ketika satu persatu kami berpamitan, tak setespun air mata jatuh di pipinya, bahkan slapis selaput beningpun tak terlihat di matanya. Uhmmmm, gadis kecilku yang ketika masuk TK tidak mau kutinggal meski sebentar saja, yang menangis sesenggukan sambil memeluk erat pahaku, enggan ditinggalkan, kini dengan tempaan waktu dan pengalaman, telah berani mengambil keputusan sendiri. Rasanya waktu begitu cepat berlalu, gadis kecilku kini telah beranjak remaja, berani mengambil keputusan sendiri untuk masa depannya. Berdirilah dengan tegak, nak. Pandang ke depan, taklukkan segala tantangan yang menghadang, raihlah apa yang menjadi impianmu. Karena mimpi yang kau bangun dengan kesungguhan hari ini adalah kenyataan yang akan kau raih esok, jika kau bersungguh-sungguh meraihnya. Manjadda wa jadda.....Semoga keberkahan Allah selalu menaungimu.
Selamat berjihad, nak. Semoga kau dapat menyelesaikan pendidikan di Darul Aman dengan lancar. Have fun there.........do'a kami semua agar yang terbaik selalu untukmu.

Rabu, 24 April 2013

MAKSIMALKAN GADGETMU

Teringat dengan perkataan seorang teman kantor yang bilang kurang lebih seperti ini "masih saja membekali diri dengan ilmu perASIan, padahal anak sudah tiga" ketika aku memberinya copy bahan kelas edukasi menyusui yang aku ikuti ketika hamil anak ketiga kami, Yasmin. Waktu itu aku cuma tersenyum dan menjawab "ilmu terus berkembang". Ga lama setelah itu, Kepala Seksiku komen "kok baru sekarang belajar ginian?" karena melihat buku kesehatan anak di atas meja kerjaku. Mungkin beliau heran karena anak pertama aku sudah berumur 12 tahun, meskipun sekarang punya toddler, tapi paling tidak sudah jauh lebih berpengalamanlah dibanding orangtua yang baru punya satu anak.

Bagiku, orangtua, yang berarti ibu dan bapak, harus terus mengedukasi diri. Kenapa? karena ilmu terus berkembang, baik itu di bidang kesehatan, parenting, pendidikan, dll. Mau anak masih satu, sudah dua, atau mungkin 5, masih bayi atau sudah dewasa, orang tua harus terus mengupdate ilmunya. Karena ilmu yang dipake untuk membesarkan anak pertama bisa jadi ga update lagi pas anak kedua. Contohnya aku, anak pertama lahir tahun 2001, waktu itu MPASI pertama pas usia 4 bulan, pas anak kedua yang lahir tahun 2006, MPASI pertama pada usia 6 bulan. Jadi kalau jaman sekarang, ada yang ngasih makan pisang kerok ke bayi usia 1 bulan, itu ketahuan banget kalau orang tuanya masih terpengaruh sama ilmu jaman nenek moyang. Wake up, parents, ini sudah tahun 2013, sampai usia 6 bulan, makanan bayimu cuma ASI, air putihpun ga perlu. Baru setelah itu, bayi dikasih makanan padat. Itu baru satu contoh kecil, kalau parents perhatikan, pasti banyak hal lain yang dulu dipraktekkan tetapi sekarang sudah ga lagi, itu karena ilmu terus berkembang, itu karena para pakar terus menerus melakukan penelitian......

Sekarang jaman sudah canggih banget, kan ya? Segala sesuatu yang ingin kita ketahui ada digenggaman. Coba deh, tuh gadget canggih yang kita pake sehari-hari dioptimalkan fungsinya. Sayang kan, kalau gadget canggih cuma buat update status fb atau twitter. Coba up date juga ilmunya.......Ikutan milis sehat biar update ilmu kesehatan anak, jadi member mpasi rumahan biar jago bikin makanan sehat buat anak-anak tercinta, atau join milis asi for baby-nya AIMI buat bunda yang masih menyusui biar update ilmu perASIan. Jadi kalau ada waktu luang, misal nunggu antrian, bisa baca-baca email, bukan up date status ga jelas "huuuuuuh, nih yang di depan belanjaannya banyak banget sih #ngantri di Carrefour". Gadget juga bisa dipake buat browsing, sekarang kan banyak tuh vendor yang menawarkan paket internet murah buat gadget canggih parents, tinggal pilih-pilih aja yang koneksinya lancar. Segala hal bisa parents cari di internet, tinggal masukin keyword ke mesin pencari, sreeeeeet, keluar deeeeh, sederetan web yang menyajikan hal yang kita cari. Jadi ga ada lagi alasan untuk tidak update. Selamat belajar.....

Selasa, 02 April 2013

BELAJAR TANPA HENTI

Kehadiran anak-anak membuatku selalu ingin belajar. Sejak kusadari kehadiran mereka di dalam rahimku, aku mulai belajar mengenai kehamilan dan perkembangan janin, meskipun tak sehebat SPOG, aku jadi tahu pekembangan janin dari minggu ke minggu. Ketika anak-anak lahir, akupun belajar bagaimana merawat bayi dan mempelajari tahap-tahap tumbuh kembangnya. Akupun belajar mengenai imunisasi, penyakit langganan anak, serta cara menanagani disaat meraka sakit, bahkan mempelajari beragam obat dan efek sampingnya, meskipun aku tak akan mampu menandingi DSA dan Apoteker, aku tau kapan harus memberikan obat dan bagaimana menangani anak sakit sebelum pada akhirnya memutuskan untuk konsultasi ke dokter. Ketika usia mereka bertambah dan memulai makanan padatnya, aku belajar mengenai beragam bahan makanan dan nutrisi yang terkandung di dalamnya, meskipun tak sehebat ahli gizi, aku jadi tahu makanan yang baik untuk tumbuh kembang anak-anakku. Saat ini, aku masih terus dan akan terus belajar lebih banyak lagi agar bisa memberikan yang terbaik buat anak-anak tercinta.